Abrasi Mengancam Lingkungan Pantai Angsana

MAKALAH
KIMIA LINGKUNGAN
(ABKC 3202)

“ABRASI MENGANCAM LINGKUNGAN PANTAI ANGSANA“








DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Maya Istyadji, M.Pd


DISUSUN OLEH :
HERNI RATNA SARI
(A1C313214)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “KIMIA LINGKUNGAN”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an beserta sunnah untuk keselamatan umat.
            Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Lingkungan di program studi Pendidikan Kimia pada Universitas Lambung Mangkurat. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Maya Istyadji, M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Kimia Lingkungan.
            Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan kritik guna menyempurnakan makalah ini.
            Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Banjarmasin, 18 Juni 2014












DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah  ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
D. Waktu dan Lokasi Kegiatan Kunjungan Lapangan ............................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi Abrasi ................................................................................. 3
B. Penyebab Terjadinya Abrasi ............................................................. 3
C. Dampak yang Ditimbulkan Abrasi .................................................... 3
D. Cara Untuk Mencegah Terjadinya Abrasi ......................................... 4
BAB III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9
LAMPIRAN .............................................................................................. 10



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini dapat mengancam wilayah disekitar pantai Angsana. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi jika dibiarkan begitu saja dapat berakibat menjadi lebih berbahaya. Seperti yang kita ketahui, pantai Angsana belum begitu terkenal, namun banyak pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan panorama pantainya. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi penurunan pendapatan penduduk sekitar. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa dampak dari Abrasi sangat berbahaya. Untuk itu saya saya akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu Abrasi, penyebab Abrasi, dan bagaimana solusi untuk mecegah terjadinya Abrasi. Saya harap apa yang akan saya sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai Abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Abrasi?
2.      Apa saja penyebab terjadinya Abrasi?
3.      Apa saja dampak yang ditimbulkan dari Abrasi?
4.      Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya Abrasi?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Abrasi.
2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya Abrasi.
3.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari Abrasi.
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mencegah terjadinya Abrasi.

D.    Waktu dan Lokasi Kegiatan Kunjungan Lapangan
1.      Waktu Kegiatan Kunjungan Lapangan
Waktu kegiatan kunjungan lapangan dilaksanakan pada tanggal 30-31 Juni 2014
2.      Lokasi Kegiatan Kunjungan Lapangan
Lokasi penelitian adalah di Pantai Angsana yang terletak di Desa Angsana, Kecamatan Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Letak Geografis Pantai Angsana, yaitu:
a.      Dari arah Utara bersebelahan dengan Desa Purwodadi dan Desa Karang Indah
b.      Dari arah Timur bersebelahan dengan Desa Bunati
c.       Dari arah Barat bersebelahan dengan Desa Setarap dan Desa Sumber Baru
d.      Dari arah Selatan bersebelahan dengan Laut Jawa













BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak, hal ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
B.     Penyebab Terjadinya Abrasi
Secara umum abrasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.
Penyebab faktor alam ada dua, yaitu :
1.      Adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lama-kelamaan mengikis tepian pantai.
2.      Pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan air di seluruh dunia meningkat sehingga mengakibatkan mencairnya lapisan es di daerah kutub. Seperti yang dapat kita ketahui, pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yng permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
Penyebab faktor manusia ada dua, yaitu :
1.      Pengambilan batu karang dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan.
2.      Penebangan pohon-pohon pada hutan mangrove atau hutan pantai.
C.     Dampak Yang Ditimbulkan Abrasi
Terjadinya Abrasi mengakibatkan dampak sebagai berikut, yaitu :
1.      Terjadinya perubahan morfologi pantai dimana telah terjadi abrasi pantai kian relatif besar sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai.
2.       Rusaknya pemukiman penduduk di areal pantai dan rusaknya keindahan panorama pantai yang berakibat tidak ada pengunjung yang datang, hal ini tetunya akan mempengaruhi perekonomian penduduk.
3.      Rusaknya lingkungan pantai oleh Abrasi juga dapat merusak ekosistem yang ada disana.
4.      Daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.
D.    Cara Untuk Mencegah Terjadinya Abrasi
Saat ini ada dua cara untuk mencegah terjadinya Abrasi, yaitu :
1.      Membangun Pemecah Gelombang
Salah satu cara mencegah abrasi yang paling konvensional adalah dengan membangun pemecah gelombang. Langkah ini dimaksudkan agar kekuatan gelombang yang tiba pada garis pantai tidak terlalu kuat sehingga tidak berpotensi mengikis padatan yang ada di titik tersebut. Langkah pencegahan ini memang berjalan efektif. Namun, perlu pula disadari bahwa pemecah gelombang tidak bertahan selamanya. Pemecah gelombang juga bisa ambruk dan rusak dikikis gelombang. Oleh karena itu, cara yang satu ini tentu merepotkan.
2.      Penanaman dan Pelestarian Hutan Mangrove/Bakau
Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah asang surut, terutama di pantai yang terlindungi, laguna dan muara sungai yang tergenag pada saat air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut yang komunitas tumbuhannya adaptif terhadap garam (Kusuma: 2003)
Hutan mangrove memberikan perlindungan kepada berbagai organisme baik hewan darat maupun hewan air untuk hidup dan berkembang biak. Hutan mangrove dipenuhi pula oleh kehiduan lain seperti mamalia, amfibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain mnyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (geneticpool) dan menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery ground), tempat bertelur dan dan memijah (spawning ground, dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai ikan-ikan kecil serta kerang (shellfish) dari predator.
Beberapa manfaat hutan mangrove dapat dikelomokkan sebagai berikut :
1). Manfaat dari segi Fisik
Menjaga agar garis pantai tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru, menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
2). Manfaat dari segi Biologi
Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlangsungan rantai makanan, tempat memijah dan berkembang biaknya ikan_ikan, kerang, kepiting dan udang, tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung-burung dan satwa lainnya, sumber plasma nutfah dan sumber genetik, merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
3). Manfaat dari segi Ekonomi
·         Penghasil kayu : kayu bakar, arang, bahan bangunan, dan lain-lain.
·         Sebagai bahan baku industri : pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik dan lain-lain.
·         Penghasil bibit ikan, nener, kepiting, kerang dan lain-lain.
·         Tempat wisata, penelitian, dan pendidikan.
Hutan mangrove merupakan salah satu bagian dari ekosistem pantai (pesisir). Tipe hutan ini beserta tipe-tipe ekosistem lainnya (terumbu karang, estuaria) saling berinteraksi dalam upaya memelihara produktivitas perairan pantai dan kestabilan habitat atau lingkungan pantai. Langkah penanggulangan berbasis konservasi ini idealnya disandingkan dengan opsi pemecah gelombang. Mengingat manfaat yang cukup beragam, mestinya cara mencegah abrasi dengan berbasis pada konservasi hutan mangrove ini sangat layak untuk dicoba. Selain multi-guna, hutan mangrove tentu tak perlu diperbaharui tahun ke tahun seperti halnya pemecah ombak.

























BAB III
KESIMPULAN
A.     Kesimpulan
1.      Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak, hal ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
2.      Secara umum abrasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.
3.      Terjadinya Abrasi mengakibatkan dampak sebagai berikut, yaitu :
1). Terjadinya perubahan morfologi pantai dimana telah terjadi abrasi pantai kian relatif besar sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai.
2). Rusaknya pemukiman penduduk di areal pantai dan rusaknya keindahan panorama pantai yang berakibat tidak ada pengunjung yang datang, hal ini tetunya akan mempengaruhi perekonomian penduduk.
3). Rusaknya lingkungan pantai oleh Abrasi juga dapat merusak ekosistem yang ada disana.
4). Daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.
4.  Cara untuk mencegah Abrasi ada dua cara, yaitu:
1). Membangun Pemecah Gelombang
2). Hutan Mangrove/Bakau
B.     Saran
1.      Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan menjaga kelestarian pantai.
2.      Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau sebaiknya segera dilakukan agar abrasi yang terjadi tidak bertambah parah.





DAFTAR PUSTAKA

http://www.satwa.net/213/mengenal-hutan-bakau.html

Komentar