LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
ABKC
3104
“REAKSI-REAKSI KIMIA“
Dosen Pembimbing :
Drs.
Mahdian, M.Si
Drs.
Parham Saadi, M.Si
Asistent Dosen :
Karina
Nurul Fajar
Annisa Yuliani
Oleh :
Amiratush Shalihah A1C313076
Herni Ratna Sari A1C313214
Lailatun Nahdiah A1C313057
Nur Husnina Lathifah A1C313213
Wahyu A1C313079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PERCOBAAN
KE-II
JUDUL : Reaksi-reaksi
Kimia
TUJUAN : Mengetahui perubahan-perubahan yang menunjukkan
terjadinya
reaksi-reaksi kimia dan mempelajari jenis-jenis kimia
HARI/TANGGAL
:
TEMPAT
: Laboratorium
Kimia PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
A.
DASAR TEORI
1. Reaksi Kimia
Reaksi-reaksi kimia di alam terus berlangsung dan zat-zat
hasil reaksi dapat diketahui dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi.
Reaksi zat kimia dapat diketahui atau dengan
mengamati perubahan-perubahan berikut ini.
A. Terjadinya perubahan warna
B. Terjadinya perubahan suhu
C. Terbentuknya gas
D. Terbentuknya endapan
Sedangkan reaksi kimia itu dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis reaksi, yaitu:
a. Reaksi sintesis (penggabungan)
Suatu
reaksi dimana sebuah zat yang lebih komplek terbentuk dari dua atau lebih zat
yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
A + Z
AZ
Misalkan : 2H2 + O2
2H2O : merupakan sintesis air dari
unsur-unsurnya.
b. Reaksi Penguraian
Maksudnya
terpecahnya satu senyawa menjadi dua zat atau lebih, biasanya memasak kalor.
AZ
A + Z
c. Reaksi Penggantian
Satu
unsur menggantikan unsure lain dalam senyawa. Unsure yang diganti adalah yang
letaknya lebih bawah dalam deret elektromotif atau deret volta.
A + BZ
AZ + B
Dalam reaksi penggantian rangkap, dua zat dalam
larutan bertukar pasangan. Artinya anion dari salah satu zat bertukar anion
dengan senyawa lain.
d. Reaksi Netralisasi
Asam dan
basa bereaksi menentukan garam dan air
HX + BOH
BX + HOH
Reaksi
netralisasi sesungguhnya adalah jenis khusus dari reaksi penggantian rangkap
dengan satu kation Hidrogen dan satu anion Hidroksida. Hydrogen dalam asam
menetralkan hidroksida dalam basa untuk membentuk air. Jika rumus air ditulis
sebaagi HOH persamaan reaksi lebih mudah diimbangkan.
e. Reaksi redoksi dan Oksidasi
Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks):
Reaksi redoks
adalah reaksi kimia yang disertai perubahan biloks. Setiap reaksi redoks
terdiri atas setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Reduksi
adalah penurunan bilangan oksidasi atau penyerapan electron, sedangkan oksidasi
adalah kenaikan bilangan oksidasi atau pelepasan electron.
Banyak logam bereaksi dengan asam membentuk garam dari
logam tersebut dan gas Hidrogen. Beberapa logam tak aktif dapat bereaksi dengan
asam nitrat, HNO3, yang terjadi bukan gas Hidrogen melainkan Oksida dari
Nitrogen.
Reaksi kimia tidak mengubah massa zat, karena dalam
reaksi kimia hanya terjadi penataulangan atom-atom zat pereaksi membentuk
susunan baru adalah zat hasil reaksi. Dengan demikian, tidak ada atom yang
hilang atau tercipta akibat berangsungnya reaksi kimia. Keadaan ini harus
tercermin pada persamaan reaksi. Oleh karena itu, pada persamaan reaksi tiap
zat harus diberi koefisien, yakni bilangan bulat yang menyebabkan jumlah atom
setiap unsure diruas kiri dan kanan persamaan reaksi sama.
Tingkat suatu reaksi ialah jumlah atom atau molekul yang
konsentrasinya menentukan kecepatan reaksi. Tingkat reaksi, berhubungan dengan
stoikiometri tahap penentuan reaksi. Hanya saja, jarang sekali tahap penentu
reaksi ini dicerminkan oleh persamaan reaksi secara keseluruhan.
Untuk
suatu reaksi, tingkat pertama, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi zat
yang sedang bereaksi. Dalam suatu reaksi tingkat dua, kecepatan reaksi
bergantung pada laju dua suku konsentrasi. Untuk reaksi tingkat satu, maka alur
kebalikan waktu terhadap kuadrat konsentrasi menghasilkan garis lurus.
Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih
melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat
pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).
-
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.
Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji
besi:
Karena reduksi dan oksidasi
terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS.
Zat pengoksidasi dan zat pereduksi
Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.
Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen
Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan.
Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.
Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.
Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen
Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan.
Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.
Perhatikan
bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen
dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum
digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat
encer.
Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol
kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi
reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)
•
Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau
memindahkan hidrogen dari zat lain.
•
Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi
hidrogen kepada zat lain.
-
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron
Oksidasi
berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.
Contoh
sederhana
Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:
Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:
Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida
keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat
ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai
persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion
penonton).
Jika anda
perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II) dengan
memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II).
Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).
Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator).
Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).
Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator).
Memang agak
membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer
elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam
hal transfer elektron.
2.1.2 Konsep Asam Basa
2.1.2 Konsep Asam Basa
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia
yang sangat pentingdalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa
masam mengandung asam. Misalnya asam sulfat pada jeruk, dan asam semut pada
semut. Basa pada umumnya mempunyai sifat yang licin dan terasa pahit, misalnya
sabun.
Dilaboratorium
asam dan basa secara sederhana dapat dikenali dengan menggunakan kertas lakmus.
Dalam larutan asam lakmus akan berwarna merah, sedangkan dalam basakertas
lakmus akan berwarna biru. Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit,
sehingga di dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
1. Asam
Suante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa
asam adalah suatu zat apabila di larutkan kedalam air akan menghasilkan ion
Hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dana kan
menjadi bersifat asam bila sudah larut kedalam air. Misalnya gas Hidrogen
Klorida bukan merupakan asam, tetapi bila sudah dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion H+.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
HCl(aq)
H+(aq) + Cl-(aq)
Asam yang hanya menghasilkan sebuah H+
disebut sebagai asam monoponik atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan
dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik atau asam berbasa
dua.
Dipandang
dari jumlah ion yang dihasilkan, asam dibedakan menjadi asam kuat yaitu asam
mudah terionisasi dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya,
sedangkan asam lemah merupakan asam yang sedikit terionisasi dan sedikit
menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Yang termasuk asam kuat HCl,
HBr, HI, H2SO4.
2. Basa
Menurut Arhenius basa adalah suatu senyawa
dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion OH-. Umumnya basa
tebentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (OH-)
didalamnya Amonia (NH3) meskipun merupakan senyawa kovalen, tetapi
di dalam air termasuk senyawa basa, sebab setelah di larutkan dalam air akan
dapat menghasilkan ion OH-.
Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
NaOH(aq)
Na+(aq)
+ OH-(aq)
Tidak semua senyawa mengandung gugus OH-
merupakan suatu basa. Misalnya C6H5OH justru merupakan
asam. Senyawa CH3OH tidak menunjukkan sifat asam atau basa di dalam
air.
Berdasarkan
daya hantar listriknya, basa yang terionisasi sempurna dan disebut sebagai basa
kuat, misalnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2 dan ada
yang hanya sedikit terionisasi dalam air dan disebut sebagai basa lemah misal
NH3 dan Al(OH)3.
2. Alat
dan Bahan
2.2.1
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
-
Tabung Reaksi 4
buah
-
Rak Tabung Reaksi 1
buah
-
Pipet tetes 12
buah
-
Gelas kimia 12
buah
-
Gelas ukur 12
buah
2.2.2
Bahan yang diperlukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
-
Larutan HCl
-
Larutan CH3COOH
-
Larutan NaOH 0,1
N
-
Larutan K2CrO7
-
Larutan K2CrO4
-
Larutan NaOH 1M
-
Larutan Al2(SO4)3
-
Larutan NH4OH
-
Larutan H2Cr2O4
-
Larutan H2SO4
-
Larutan KmnO4
-
Indikator PP
Komentar
Posting Komentar